March 18, 2013

Pernah dicurhatin sama seseorang yang tidak menyangka akan curhat sama kalian?
Saya pernah.
Hujan.
Hujan memang selalu memiliki cerita tersendiri.

Saat itu hujan deras, dan saya diselamatkan oleh seorang tukang becak dengan muka tenangnya.
Saya naik di depan, seperti seorang yang sedikit sombong karena ada di depan orangtua, iya, saya kira sebenernya, model becak perlu diganti :|
Saya menyampaikan tujuan saya, dan becakpun berjalan.
Saat itu saya cuma diam, melihat rintik hujan, mencium aromanya, seperti biasa, saya masih kagum pada hujan.
Tiba-tiba bapak pengayuh becak bersuara, membuyarkan lamunan saya, mengajak saya masuk ke dalam suasana yang membuat saya merasa..... begitulah.
Dia memiliki seorang anak, dia bilang, saya beruntung karena saya bisa ikut bimbingan, sedangkan anaknya tidak. Sesaat saya diam, tidak tahu harus menjawab apa dan saya juga tidak bisa menebak apa yang bapak itu ucapkan selanjutnya. Beberapa saat hanya terdengar rintikan hujan. Hening.
Lalu, beliau meneruskan, dengan berkata "tapi, Gusti Allah itu selalu adil kok mbak"
Saat itu, saya menunduk, terkesima dengan apa yang dikatakan beliau. Allah memang adil. Dan bapak itu, sungguh bijaksana, tidak menjudge Allah atas hidupnya, iya, saat itu saya tidak bisa melihat wajahnya, tapi saya bisa menerka wajah teduh yang tadi itu tersenyum simpul menyebut dan memuji nama Allah :)
Anaknya ingin kuliah, tapi dia bilang "bondo nekat kan mbak? hahaha"
Saya kembali terhenyak, lalu saya memberanikan diri menjawab "kuliah kan ada beasiswa pak, bisa diusahakan kok"
Tanpa sadari bapak itu tertawa lalu berkata, "halah mbak, awale yo pancen ngunu kuwi, tapi ujung2nya ya bayar juga"
Saya kembali diam, tidak bisa menjawab, saya tahu apa?
Yang saya tahu, semakin hari, semakin tahun, biaya kuliah memang semakin meningkat. Tentang beasiswa? Saya belum tahu banyak, yang saya tahu sepertinya persyaratan juga tidak mudah. Saya kembali diam.
Hening.
Saya tidak berkata bahwa orang yang baik. Tapi saat itu, terbesit doa untuk beliau, untuk anak beliau, keluarganya, beri mereka kemudahan Allah :)

Saya dapat pelajaran, boleh merasa kurang dalam hal positif, ilmu misalnya, hingga itu bisa membuat saya terpacu untuk menambah pengetahuan.
Tapi sombong? Hah? Saya kecil di mata Tuhan, pantas saya sombong? Tidak.
Untuk membantu oranglain saja saya masih perlu, sangat sangat butuh Allah.

Jalan kala itu terasa berharga dari biasanya, terakhir saya tersenyum kepada beliau. Saya harap itu menunjukan, bahwa saya bangga padanya, pada kegigihannya, pada kegigihan yang ia wariskan pada anaknya :')

Terimakasih Allah :)

1 comment: