Aku menatap lekat wajah yang ada di hadapanku, dekat dan sangat dekat. Wajahnya tak asing di mataku, segala yang ada di depanku itu sungguh tidak asing. Aku tetap menatapnya dalam diam, dan dia juga menatapku dalam diamnya. Perlahan, aku bersuara setengah berbisik padanya, berharap ini hanya pembicaraan empat mata.
"kamu siapa? kamu mau apa? dia, mereka siapa? yang kau sebut 'kalian' siapa? yang kau pikirkan apa? katakan maumu apa?"
Dia tetap diam memandangku, perlahan bahunya bergetar, matanya mengeluarkan setetes air mata.
"tolong katakan padaku? orang baik kah dirimu? orang jahatkah dirimu?"